Senin, 08 Februari 2021

Cara Ceroboh dalam Berbisnis? - Opini dan Saran untuk JKT48 Setelah Restrukturisasi

Sumber : RCTI+ (Event Sol/Luna, 19 Desember 2020)

JKT48 telah mengumumkan restrukturisasi grup pada 10 November 2020 silam, di mana manajemen akan melakukan pemangkasan jumlah staf dan member. JKT48 Operation Team (JOT), manajemen JKT48 melakukan restrukturisasi ini secara bertahap. Dimulai dari pengumuman pembatalan debut generasi 10 pada 4 Desember, dan berlanjut 11 Januari 2021 tentang member terdampak restrukturisasi yang berjumlah 26 orang.

Kondisi keuangan yang memburuk sebagai dampak pandemi yang menghambat kegiatan-kegiatan JKT48, sehingga stakeholder terkait sempat hendak membubarkan grup. “Kami merasa tujuan dibentuknya JKT48 tidak dapat diberikan secara maksimal. Faktanya, secara bisnis, grup ini mengalami kerugian yang menyakitkan. Di posisi yang sulit untuk beroperasi,” ucap Melody Nurramdhani, GM Teater JKT48, dalam rilis yang diunggah di YouTube resmi JKT48 pada 10 November silam.

Setelah pengumuman 10 November 2020 yang berbarengan dengan tagar #KamiBersamaJKT48, berlanjut dengan batalnya debut generasi 10 pada 4 Desember 2020, dan 11 Januari 2021 diumumkannya member terdampak restrukturisasi via website. 2 Februari lalu, pengumuman mendadak mengenai struktur dan konsep baru JKT48 telah disampaikan oleh juru bicara yang sama. Lalu, bagaimana penulis menilai semua yang telah terjadi sekarang setelah mengamati dan membaca berbagai pendapat yang berseliweran di linimasa?

Penulis akan membagi pembahasan opini penulis berdasarkan tanggal pengumuman (11 Januari dan 2 Februari) dan opini yang akan menyinggung banyak hal. Daripada semua isi pikiran tentang restrukturisasi bikin overthinking, lebih baik semuanya dituliskan dan ini akan jadi tulisan yang cukup panjang. Bisa jadi ini adalah awal dan akhir penulis menyuarakan hal serius semacam ini di segmen yang "suka-suka"

Opini Tentang Pengumuman 11 Januari

a. Asumsi : Apa Dasar JOT "Memecat" Member Terdampak?

Sebelumnya, penulis pernah menyinggung di artikel tentang restrukturisasi tentang analisis singkat mengenai kemungkinan alasan member di-graduate-kan. Jika menilik sekilas, ada dua kemungkinan member graduate yakni penawaran graduate dan “dipaksa” graduate.

Pertama, penawaran untuk graduate. Beberapa member yang berniat untuk lulus dari dirinya sendiri. Semisal, Fidly yang mengatakan bahwa dia ingin melanjutkan karirnya di bidang e-sports dan Diani yang mengatakan ingin melanjutkan cita-citanya sebagai pramugari. Kemudian cara kedua, graduate “paksa”. Hal tersebut bisa tercermin dari tweet beberapa member yang menyiratkan perasaan terkejut dari mereka setelah pemberitahuan.

Namun, seiring berjalannya waktu beberapa member juga mulai “bersuara” terkait pengumuman 11 Januari tersebut. Penulis lupa persisnya di mana membaca dan mendengar mengenai kasus ini, di mana muncul anggapan bahwa member yang mengatakan sudah lama mendiskusikan dengan manajemen sebenarnya hanya “mencari alasan” saja. Karena penulis tidak menemukan pembahasan yang dimaksud, maka penulis tidak terlalu berani mengeluarkan pendapat. Apakah ada sesuatu yang disembunyikan?

Terlepas dari itu, ada asumsi logis yang penulis temukan di Twitter mengenai perkiraan variabel-variabel yang menjadi pertimbangan JOT untuk “meluluskan” member yang terdampak restrukturisasi.

  1. Member yang terdampak restrukturisasi sebagian besar bukan merupakan senbatsu/undergirls. Sousenkyo bisa dijadikan variabel untuk mengukur kekuatan fanbase, yang jelas akan memengaruhi hasil Sousenkyo yang berdampak secara ekonomi bagi manajemen. Meskipun begitu, masih menjadi tanda tanya mengapa sekelas top Sousenkyo seperti Amel dan Aya bisa terdampak. Bisa jadi mereka memiliki faktor-faktor lain yang tidak diutarakan kepada fans, selain alasan kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
  2. Performa member secara bisnis. Ini tidak terkait tentang bagaimana performa di show, namun lebih terkait dengan bisnis. Apakah bisa memberikan income yang besar untuk manajemen? Bisa melalui penjualan Video Call, saweran Showroom, kemampuan menarik penonton ke Teater, dll.
  3. Penyesuaian konsep. Seperti yang telah diutarakan oleh GM Teater JKT48 bahwa JKT48 akan membuat konsep baru, sehingga mungkin akan dilakukan penyesuaian di mana member yang dianggap tidak sesuai dengan konsep baru yang akan dibangun akan diluluskan. Ini berlaku untuk beberapa member seperti Yori dan Afiqah yang dianggap “masa depan JKT48.”

Meskipun begitu, ada hal yang menurut penulis mengganjal, mengenai pernyataan Melody yang dikutip JawaPos (12/1) mengenai bagaimana manajemen memilih member yang terdampak restrukturisasi. Salah satu alasan yang dimunculkan adalah kecocokan dengan konsep JKT48 yang akan berubah ke depannya. Pemilihan kata-kata ini cenderung seperti tidak menghargai mereka yang terdampak karena adanya pembandingan antar-member.

Ada pandangan jauh dari beberapa komentar yang mengatakan bahwa pemilihan kalimat ini juga bisa dijadikan kode bahwa akan ada pembaruan total dengan meluluskan seluruh anggota lama dan menggantinya dengan image baru. Penulis tidak akan membahas mengenai isi kolom komentar yang terlihat seolah realistis dengan bukti-bukti yang mereka tawarkan, mungkin biar menjadi opsi alternatif dan akan terbukti nanti.

b. Opini : Mengapa Member Tidak Dihiatuskan Saja?

Ada beberapa suara yang berpendapat bahwa mungkin member dihiatuskan saja. Namun, penulis memiliki pendapat bahwa menghiatuskan member sama saja dengan menggantungkan harapan kepada member. Memang dari sisi manajemen dan fans akan diuntungkan, namun tidak dari sisi member. Mungkin saja ada member yang menggantungkan ekonominya dari hasil gaji di JKT48, dan itu juga berisiko mengingat sebagian dari mereka sudah tidak dibantu secara finansial dari keluarganya. Kalaupun mereka mencoba mencari pemasukan dengan cara lain, tentu saja akan bertabrakan dengan kontrak mereka di JKT48. Mungkin saja, namun penulis juga tidak terlalu paham mengenai skema kontrak kerja profesional.

Penulis berpendapat bahwa “pemecatan” bisa menjadi opsi, namun bukan yang terbaik. Bagaimana jika manajemen melakukan jalan tengah dengan memberi member ruang untuk dapat menerima pemasukan dengan cara lain semisal endorsment atau pekerjaan lain? Namun penulis rasa ide ini terlambat, saran yang bisa diberikan adalah agar JOT memberikan privilage kepada member terdampak untuk dapat kembali jika kondisi berangsur normal sebagaimana yang diberikan kepada member generasi 10 yang batal debut. Terlepas dari apakah member akan kembali atau tidak, itu adalah hak mereka masing-masing namun setidaknya pihak manajemen telah memberikan “keistimewaan” ketika mereka ingin kembali.

Opini Tentang Pengumuman 2 Februari

a. Prediksi yang Terjadi dan Isu Peniadaan Kapten

Sebagaimana yang penulis singgung di breaking news 2 Februari lalu, penulis sudah menduga jika akan ada pembubaran tim dan dijadikan satu tim secara utuh. Sebenarnya ini adalah analisis paling kuat menurut penulis selain pemerataan anggota tim hingga masing-masing berjumlah 11 anggota, atau pembubaran kembali team T yang de javu ke tahun 2019 silam.

Yang belum disinggung di artikel tersebut adalah soal peniadaan kapten. Menurut penulis pada bagian ini masih belum jelas, apakah yang dimaksud peniadaan kapten adalah sebatas kapten per team atau termasuk kapten JKT48. Jika benar-benar peniadaan kapten ini termasuk kapten JKT48, ini sudah masuk sebagai keputusan fatal.

Di masa sulit, peran pemimpin sangat penting sebagai orang yang mendorong semangat dalam sebuah kelompok. Kapten yang diambil dari member bisa mendorong moral member lain untuk tetap “survive” di tengah kondisi yang benar-benar tidak nyaman saat ini. Jika sampai kepemimpinan kapten di JKT48 ditiadakan seluruhnya maka bisa menjadi sebuah blunder lagi, terlepas dari nasib Gaby yang “di-PHP” oleh manajemen.

b. Fatamorgana Konsep Baru ala Manajemen JKT48

Berikutnya mengenai konsep baru JKT48. Mengutip dari Jawa Pos (12/1), Melody menyampaikan bahwa akan ada perubahan struktur secara mendasar, kami akan banyak berfokus kepada pembangunan kembali dari awal secara fundamental sekaligus memikirkan program kerja yang baru dan fresh. Banyak orang menduga-duga mengenai konsep baru JKT48 yang akan dibuat dengan tetap meneruskan tagline ONE yang sudah diumumkan sebelumnya.

Namun, seperti dugaan penulis, berekspektasi tinggi kepada JOT adalah sebuah kesalahan. Penyatuan tim serta kembalinya setlist lama ini seolah membuang ekspektasi konsep fresh yang dijanjikan oleh manajemen. Apakah konsep baru ini juga bisa dilihat dari single baru yang akan dirilis? Jika menilik dari pernyataan Melody pada wawancara dengan Jawa Pos (4/2), untuk karya bagi khalayak umum, manajemen sudah menyiapkan single baru dengan warna yang berbeda. Sehingga bisa jadi pemilihan single Darashinai Aishikata adalah pembaruan konsep yang dimaksud oleh JOT. Latar belakang pemilihan single ini mungkin akan dijelaskan ketika peluncurannya 16 Maret nanti.

c. Setlist Baru Seumur Jagung dan Recycling Setlist Lama

Dalam penjelasan Melody kepada Jawa Pos (4/2) terkait dengan dihapuskannya setlist Ramune no Nomikata, ia menyampaikan bahwa setlist Ramune no Nomikata milik team KIII. Sehingga warna tim masih sangat kental di setlist tersebut. Dengan konsep JKT48 yang baru, kami ingin memulai semuanya dari awal tanpa sekat dan warna tim tertentu.

Namun jika berbicara sekat tim, masing-masing setlist lama yang dipilih juga berisiko memunculkan sekat tim karena masing-masing setlist juga identik dengan tim yang ada sebelumnya. Semisal Renai Kinshi Jourei yang identik dengan tim J, Seishun Girls dengan KIII, dan Seifuku no Me yang identik sebagai setlist team T. Jika menginginkan konsep baru tanpa sekat tim, seharusnya JOT bisa menggunakan setlist baru. Beberapa penggemar berpendapat bahwa setlist “RESET” milik AKB48 bisa dimunculkan sebagai penggambaran JKT48 yang “di-reset”.

Di sisi lain, tidak menutup kemungkinan juga akan terjadi pembandingan antara satu member dengan member lain/eks-member yang identik dengan setlist tersebut jika tetap menampilkan setlist yang sudah ada, baik setlist secara umum ataupun unit song yang dibawakan. Penulis masih belum paham mengenai tantangan baru apa yang akan dihadapi oleh JKT48 dengan konsep barunya.

Mengutip dari Jawa Pos (4/2), ketika ditanya mengenai keputusan recycling setlist lama sebagai langkah aman, Melody menampik hal tersebut dan mengatakan bahwa setlist akan dibawakan dengan rasa yang berbeda dan berharap agar penonton dapat menikmati setlist tersebut dengan perasaan yang berbeda. Bagaimana caranya menikmati setlist lama dengan perasaan yang berbeda?

Hal yang penulis amati mengenai pemilihan setlist lama adalah kemungkinan dari manajemen yang ingin memulangkan fans lama. Pandangan penulis sendiri sudah cukup sulit jika berbicara mengenai strategi menarik fans lama. Fans yang memutuskan untuk pensi tentu punya alasan yang tidak terbatas pada kebosanan atau hal-hal yang berkaitan dengan konsep yang diterapkan, namun juga karena alasan pribadi yang ada di luar kontrol manajemen. Lalu, dasar JOT memilih recycle setlist lama seperti apa sesungguhnya?

Bagi sebagian penggemar, terkhusus yang baru datang di era pandemi, kehilangan setlist Ramune no Nomikata dan Fly! Team T adalah sebuah hal yang menyesakkan dada. Terlebih, banyak sekali fans yang memuji setlist yang diperjuangkan sangat susah oleh tim KIII. Dimulai dari konser KIII di Februari 2020, latihan di tengah pelaksanaan PSBB, hingga drama menjelang shonichi setlist. Begitu juga dengan Fly! Team T yang hadir memberi harapan di tengah kondisi pandemi yang masih belum mereda.

Penulis yakin akan ada yang merasa kehilangan, namun bagaimanapun juga begitulah keputusan manajemen. Pandangan penulis masih sama dengan sebelumnya, sepakat dengan keputusan “memensiunkan” setlist namun menyayangkan keputusan JOT berupa recycling setlist lama yang dianggap masih identik dengan tim juga. Mengenai Seifuku no Me yang sering dikambinghitamkan fans sebagai salah satu penyebab cedera beberapa member, sepertinya live Showroom Celine (3/2) sudah mengklarifikasi bersih. Salut untuk Celine yang berani “pasang badan” menjawab desas-desus warga fandom JKT48 tentang SnM selama ini.

Selain itu, dalam melakukan performance setlist secara bergantian, maka cukup berisiko pada member yang kelelahan. Penulis tidak tahu soal bagaimana perlakuan JOT dan kemampuan fisik member, namun dengan kesibukan yang lebih padat ini member dituntut untuk bekerja lebih keras dan berisiko kelelahan. Dari stamina yang menurun tersebut, bukankah risiko cedera juga malah meninggi? Ini hanya pandangan subyektif semata, dan jika salah mohon dikoreksi.

Opini Kepada Stakeholder (Manajemen dan Fans)

a. Manajemen Risiko

Sebagai entitas bisnis, tentunya dalam manajemen krisis, masalah restrukturisasi seharusnya berada di level manajemen dan stakeholder pengambil keputusan. Aset utama, dalam hal ini adalah para member, seharusnya perlu dijaga karena sumber income dalam bisnis idol group.

Evaluasi dan restrukturisasi seharusnya dilakukan pertama kali kepada program kerja dan beban manajemen, entah dengan rotasi atau pengubahan SOP. Masih menjadi tanda tanya juga bagaimana member seolah menjadi beban perusahaan, apalagi jika menilik beberapa teriakan fans yang kecewa dengan terdampaknya beberapa member yang dianggap bisa menjadi masa depan JKT48. Selain itu, alih-alih menanyakan pendapat fans sebagai stakeholder, itupun kalau dianggap, JOT malah membangun struktur baru yang cenderung lebih membebani member agar bekerja lebih keras.

Yang masih menjadi tanda tanya dari penulis adalah, apakah perusahaan sebesar JKT48 dan agensinya, Dentsu, tidak memiliki sumber daya yang mampu mengelola risiko manajemen yang baik?

Sebelum itu, pengertian dari risk management atau manajemen risiko (yang selanjutnya disebut MR) adalah langkah identifikasi, evaluasi, dan prioritas risiko diikuti dengan penerapan sumber daya yang terkoordinasi dan ekonomis untuk meminimalkan, memantau, dan mengendalikan kemungkinan atau dampak dari kejadian yang tidak menguntungkan. MR terbagi atas manajemen risiko operasional, manajemen risiko hazard, manajemen risiko finansial, dan manajemen risiko strategis.

Mari tengok sejenak timeline JOT (referensi : Instagram FaseBaru dengan penyesuaian).

  • Pengumuman Darurat : 14 Maret 2020 (Pemerintah menetapkan COVID-19 sebagai Bencana Nasional), 17 Maret 2020 (JOT mengumumkan penutupan teater).
  • Audisi Generasi 10 : 2 Juni 2020 (Pembukaan pendaftaran secara online).
  • Peresmian Team dan Setlist : 22 Agustus 2020 (Fly! Team T diresmikan bersama dengan team T formasi Baru), 15 November 2020 (Shonichi Ramune no Nomikata oleh Team KIII).
  • Event Besar JKT48 : 12 September 2020 (Anniversary JKT48 Theater), 19 Desember 2020 (Sol/Luna Anniversary Concert and Graduation Ceremony)
  • Pengumuman Restrukturisasi : 10 November 2020 (Pengumuman Restrukturisasi), 4 Desember 2020 (Pembatalan Debut Generasi 10), 11 Januari 2021 (Pengumuman Terdampak Restrukturisasi), 2 Februari 2021 (Pengumuman Struktur dan Kegiatan JKT48)

Lalu, di manakah JOT patut dikatakan gagal memanajemen risiko? Di saat pemerintah telah mengumumkan darurat COVID-19 pada bulan Maret, JOT dengan cukup berani mengadakan audisi generasi 10 dan membentuk formasi tim T baru beserta setlistnya, namun pada November 2020 dan Januari 2021 malah mengumumkan restrukturisasi dengan alasan force majeure alias pandemi COVID-19. Dalam urusan bisnis besar, apakah sudah dipikirkan risiko-risikonya? Dalam mengambil keputusan hidup diri sendiri saja harus berhati-hati, apalagi bisnis besar yang melibatkan banyak orang.

Keputusan JOT menimbulkan tanda tanya, dengan beraninya membuka audisi generasi 10 dan formasi tim T yang pasti menggunakan dana operasional besar. Mereka juga pastinya memahami bahwa pemasukan dari penjualan konten digital berbonus video call dan streaming teater tidak sebesar seperti kegiatan offline sebelum pandemi (JawaPos, 4/2) sehingga cukup berisiko mengadakan event-event besar. Belum lagi dengan meluluskan 26 member yang tentu saja akan menghilangkan kepercayaan fans dari 26 member tersebut yang pasti juga akan berpengaruh terhadap pendapatan mereka. Pada akhirnya, keputusan yang diambil menjadi blunder yang berkesinambungan menurut penulis.

Melihat timeline sejak pengumuman bulan Januari, sepertinya JKT48 akan sangat sibuk hingga setidaknya bulan Maret mendatang. Dengan jadwal beruntun tersebut, apakah JOT sedang mengejar sesuatu? Ditambah dengan pengumuman yang terkesan singkat sehingga seperti tidak ada perencanaan jangka panjang dalam manajemen.

b. Public Relation yang Perlu Dibenahi

Berikutnya, penulis juga tertarik dengan pernyataan Melody pada pengumuman awal restrukturisasi 10 November silam, yang menyampaikan bahwa manajemen dan stakeholder ingin membubarkan JKT48. ”Beberapa bulan terakhir, manajemen dan stakeholder berdiskusi. Apakah tidak ada cara lain bagi JKT48 selain untuk bubar?”

Pertanyaan paling simpel, siapa saja stakeholder yang terlibat dalam diskusi tersebut? Apakah fans juga turut dilibatkan dalam diskusi tersebut? Mengingat selama ini manajemen sering mengambil keputusan-keputusan besar tanpa melibatkan fans. Bahkan pada pengumuman restrukturisasi lalu, manajemen hanya meminta fans legawa dan menerima.

Sebagai grup yang mengakulturasi budaya Jepang, penulis mengambil contoh seorang pejabat yang masih terduga kasus maka ia akan meminta maaf dan mengundurkan diri. Mengapa JOT dengan representasi oleh juru bicaranya tidak melakukan hal yang sama? Ini hanya pandangan subyektif penulis, namun apa salahnya menghargai fans yang pasti bersedih meskipun tidak ada yang bisa disalahkan? Bukankah attitude semacam itu juga ditekankan kepada para member sebagai fanservice? Bukankah juga dahulu manajer sampai turun langsung ke teater dan meminta maaf secara langsung?

Penulis juga menyoroti dari beberapa jawaban lain dari Melody terkait beberapa pertanyaan yang terkesan klise dan masih menggantung. Pandangan penulis, cara komunikasi seperti ini perlu dihindari. Di dalam manajemen grup sebesar JKT48, apakah tidak ada PR yang bisa mengelola bagaimana cara manajemen menyampaikan informasi ke publik? Begitu pula dengan media sosial yang terkesan template

Selain itu, penulis menyayangkan kembali sikap Melody yang menaikkan hate comment mengenai restrukturisasi, padahal masih banyak postingan lain yang bernada positif dan membangun. Kalau gimmick drama dan belas kasih terus dimunculkan sedangkan kesalahan tidak kunjung diperbaiki, jangan heran jika fans mulai kesal dan (tidak perlu dilanjutkan, sudah ketebak kan?)

Dengan segala masukan dari fans yang telah tersebar luas di media sosial, besar harapan JOT dapat mendengarkan dan membacanya. Atau sekalian mengajak perwakilan fans, entah dari fans OFC atau MVP 300 ke atas, untuk berdiskusi tentang masa depan JKT48. Penulis yakin bahwa masukan dari fans pasti berguna, terlebih latar belakang fans JKT48 banyak yang bukan orang sembarangan. Jangan sampai slogan “Tumbuh dan Berkembang bersama Fans” hanya menjadi gimmick belaka.

c. Fandom : Lingkungan dan Pelayanan

Berikutnya, tentang fans dan segala desas-desus di dalamnya. Penulis tidak akan membahas mengenai kabar burung tentang “pembubaran” dari akun-akun yang dianggap sebagai “orang dalam”. Isu yang belum terverifikasi kejelasannya dan pendapat penulis bahwa hal tersebut malah dapat mengeruhkan suasana. Warga fandom satu ini memang mudah terpancing kalau meributkan sesuatu yang tidak penting dan masih abstrak. Menghindari toxic fandom memang agak susah, di manapun pasti akan menemui tipikal fans toxic.

Kemudian, baik sebelum maupun sesudah restrukturisasi masih banyak fans yang membandingkan antara satu member dengan member lainnya. Masih ada kasus beberapa member yang di-bully seperti Aurel yang dispam komentar, atau bahkan seremeh member yang suka membahas soal ke-korea-an. Terutama di masalah restrukturisasi, banyak yang membandingkan bahkan menjelek-jelekkan member lain. Beberapa oknum menyerang member yang bahkan tidak tahu apa-apa soal restrukturisasi dan menyalahkan bahwa dialah penyebab oshi-nya “dipecat.” Mohonlah kepada para fans untuk mengurangi hal-hal seperti ini, semua cibiran itu tidak akan mengubah apapun. Sakit hati itu wajar, namun tetaplah berpikir sehat.

Di balik sisi negatif internal perwotaan dan stigma dari masyarakat awam, sejujurnya penulis masih jatuh cinta dengan cara fandom ini menunjukkan dukungan kepada member. Selain dari cara-cara konvensional di acara-acara resmi JKT48, bahkan mereka juga melakukan ucapan yang unik. Semisal, ucapan graduation Beby yang dipajang besar di Holywings, atau ucapan selamat ulang tahun yang unik semisal dipasang di reklame sampai remix DJ ala-ala. Belum lagi hal-hal lain yang membuat penulis terkagum melihatnya.

Layanan kepada fans sepertinya juga perlu dibenahi. Penulis pernah mengulas tentang website JKT48 dan memang masih banyak yang perlu diperbaiki. Kemudian hal-hal penting lain seperti sistem pembayaran yang dirasa masih cukup menyulitkan banyak fans dan website yang seringkali down. Sistem IT yang terkait dengan ini sepertinya perlu banyak dibenahi. Namun, penulis mengapresiasi pemilihan mitra streaming dengan tiket.com dan RCTI+ terlepas dari segala kekurangannya. Penulis tidak akan mengomentari tentang pelayanan secara langsung di teater karena belum pernah merasakan. Jadi, penulis tidak akan membahasnya.

d. Inovasi Produk, Pembajakan, dan Lisensi Konten

Salah satu masukan yang bisa diberikan kepada JOT adalah inovasi produk. Penulis kira dengan membuat merchandise limited edition yang ikonik, pastilah bisa laku. Atau semisal membuat konten digital spesial seperti karya seni buatan member atau ucapan khusus dari member. Jangan terlalu terpaku pada produk yang itu-itu saja, apalagi di era digital yang sudah menuntut adaptasi. Soal orisinalitas bisa saja menggunakan tanda tangan member atau special message member yang otentik dan tidak mungkin ditiru. Meskipun begitu, kualitas konten juga perlu ditingkatkan mengingat cukup banyak keluhan terkait produk dan konten yang dijual. Sudah banyak kok kasusnya, tidak perlu ditunjukkan. 

Masalah pembajakan konten yang sepertinya terlihat lumrah di negeri ini, apapun fanbase-nya. Pembajakan seperti menjadi masalah umum dalam publikasi dan hak cipta karya di negeri ini. Kasus link re-upload dan link mirror streaming adalah salah satu tantangan yang dihadapi oleh JOT dalam menjalankan teater streaming. Tindakan pembajakan memang tidak dapat dibenarkan dan cukup susah untuk menambal bagaimanapun caranya mengingat mindset masyarakat kita masih belum cukup untuk mengatasi masalah pembajakan.

Ada beberapa solusi yang bisa diberikan, yakni meningkatkan pengawasan dan klaim hak cipta. Penulis juga melihat banyak lisensi hak cipta lagu lari ke 48Group lainnya semisal AKB48, SKE48, dan bahkan BNK48. Penulis berharap JOT dapat mengurus soal lisensi lagu-lagu JKT48 agar tidak lari sepenuhnya ke grup lain, mengingat income dari sana bisa membantu keuangan grup.

Sebagai penutup, apakah Cara Ceroboh untuk Mencinta adalah representasi manajemen dalam menghadapi kondisi sulit di masa pandemi yang ceroboh dalam menjalankan bisnis ini? Atau bahkan akan ada pembaruan besar-besaran yang tidak pernah terlintas di benak para fans? Hanya mereka yang tahu. Lagi-lagi tulisan panjang lebar ini hanya sekedar opini seorang fans yang mengikuti grup idola ini sejak kelas 5 SD dan grup idola kesayangannya ini telah menjadi bagian dari masa remajanya yang agak kaku. Semangat!

Kutipan dan Referensi
Hubbard, Douglas (2009). The Failure of Risk Management: Why It's Broken and How to Fix It. John Wiley & Sons. p. 46
1. Podcast (Spotify)
https://open.spotify.com/episode/6gKQIMpRiMqqkqey0nlcAo?si=5P3_kTZkTmOMeE6NIeJVIw
https://open.spotify.com/episode/09oWYfzkvl5LxsjmIwKnzA?si=XyuboA56SD6krYEY0wb0OA
2. YouTube (Video dan Kolom Komentar)
https://www.youtube.com/watch?v=Z0uRMHfuTYY
https://www.youtube.com/watch?v=XYYPsO_jYbw
3. Instagram
https://www.instagram.com/p/CKBrt_fjBFf/
4. Media
https://www.jawapos.com/entertainment/infotainment/10/11/2020/efek-covid-19-jkt48-terancam-bubar-jika-tidak-kurangi-member-dan-staf/
https://www.jawapos.com/entertainment/infotainment/11/11/2020/melody-agustus-stakeholder-sempat-100-persen-ingin-membubarkan-jkt48/
https://www.jawapos.com/entertainment/music-movie/12/01/2021/melody-kami-akan-fokus-membangun-lagi-jkt48-dari-awal/
https://www.jawapos.com/entertainment/music-movie/04/02/2021/restrukturisasi-membangun-lagi-jkt48-dari-awal-tanpa-sekat-tim/
5. Twitter (yang terlacak, banyak yang sudah terlewat tanpa jejak)
https://twitter.com/dhityoz/status/1349003305876414470
https://twitter.com/quincyarcher_/status/1349930629996056579
https://twitter.com/RezaArinanda/status/1357590169541509122

Previous Post
Next Post

0 komentar: